Nabi Musa AS (موسى)

Nabi Musa adalah seorang bayi yang dilahirkan dikalangan Bani Isra’il yang pada ketika itu dikuasai oleh Raja Fir’aun yang bersikap kejam dan zalim. Nabi Musa bin Imron bin Qahat bin Lawi bin Ya’qub adalah beribukan Yukabad.Setelah meningkat dewasa Nabi Musa telah beristerikan dengan puteri Nabi Syu’aib yaitu Shafura.Dalam perjalanan hidup Nabi Musa untuk menegakkan Islam dalam penyebaran risalah yang telah diutuskan oleh Allah kepadanya ia telah diketemukan beberapa orang nabi diantaranya Continue reading

Nabi Musa Keluar dari Mesir

Sejak ia dikembali ke istana oleh ibunya setelah disusui, Musa hidup sebagai salah seorang dari keluarga kerajaan hingga mencapai usia dewasanya, dimana ia memperolehi asuhan dan pendidikan sesuai dengan tradisi istana. Allah mengurniakannya hikmah dan pengetahuan sebagai persiapan tugas kenabian dan risalah yang diwahyukan kepadanya. Di samping kesempurnaan dan kekuatan rohani, ia dikurniai oleh Allah Continue reading

Nabi Musa Bertemu Nabi Syu’aib AS

Dengan berdoa kepada Allah: “Ya Tuhanku selamatkanlah aku dari segala tipu daya orang-orang yang zalim” keluarlah Nabi Musa dari kota Mesir seorang diri, tiada pembantu selain inayahnya Allah tiada kawan selain cahaya Allah dan tiada bekal kecuali bekal iman dan takwa kepada Allah. Penghibur satu-satunya bagi hatinya yang sedih karena meninggalkan tanah airnya ialah bahwa ia telah diselamatkan oleh Allah Continue reading

Nabi Musa Menerima Wahyu

Sepuluh tahun lebih Musa meninggalkan Mesir tanah airnya, sejak ia melarikan diri dari buruan kaum Fir’aun. Suatu waktu yang cukup lama bagi seseorang dapat bertahan menyimpan rasa rindunya kepada tanah air, tempat tumpah darahnya , walaupun ia tidak pernah merasakan kebahagiaan hidup di dalam tanah airnya sendiri. Apa lagi seorang separti Musa yang mempunyai kenang-kenangan hidup yang indah selama ia berada di tanah airnya sendiri selaku seorang dari keluarga kerajaan Continue reading

Nabi Musa Kembali Ke Mesir

Raja Fir’aun yang telah berkuasa di Mesir telah lama menjalankan pemerintahan yang zalim, kejam dan ganas. Rakyatnya yang terdiri dari bangsa Mesir yang merupakan penduduk pribumi dan bangsa Isra’il yang merupakan golongan pendatang, hidup dalam suasana penindasan, tidak merasa aman bagi nyawa dan harta bendanya. Tindakan sewenang-wenang dan pihak penguasa pemerintahan terutamanya ditujukan kepada Bani Isra’il yang tidak diberinya kesempatan hidup tenang dan tentaram. Mereka dikenakan kerja paksa Continue reading

Dialog Nabi Musa Dengan Fir’aun

Diperoleh kesempatan oleh Musa dan Harun, menemui raja Fir’aun yang menyatakan dirinya sebagai tuhan itu, setelah menempuh beberapa rintangan yang lazim dilampaui oleh orang yang ingin bertemu dengan raja pada waktu itu. Pertemuan Musa dan Harun dengan Fir’aun dihadiri pula oleh beberapa anggota pemerintahan dan para penasihatnya.
Bertanya Fir’aun kepada mereka berdua: “Siapakah kamu berdua ini?”
Musa menjawab: “Kami, Musa dan Harun adalah pesuruh Allah kepadamu agar engkau membebaskan Bani Isra’il dari perhambaan dan penindasanmu dan menyerahkan meeka kepada kami agar menyebah kepada Allah dengan leluasa dan menghindari siksaanmu.”
Continue reading

Nabi Musa Melawan Tukang Sihir Fir’aun

Menjawab tentangan Fir’aun yang menuntut bukti atas kebenarannya Musa dengan serta-merta meletakkan tongkat mukjizatnya di atas yang segera menjelma menjadi seekor ular besar yang melata ke Fir’aun. Karena ketakutan melompat lari dari singgasananya melarikan diri seraya berseru kepada Musa: ” Hai Musa demi asuhanku kepadamu selama delapan belas tahun panggillah kembali ularmu itu.” Kemudian dipeganglah Continue reading

Fir’aun Tetap Keras Kepala dan Sombong

Nabi Musa yang telah mengalahkan ahli-ahli sihir dengan kedua mukjizatnya makin meluas pengaruhnya, sedang Fir’aun dengan kekalahan ahli sihirnya merasa kewibawaannya merosot dan kehormatannya menurun. ia khawatir jika gerakan Musa tidak segera dipatahkan akan mengancam keselamatan kerajaannya serta kekekalan mahkotanya. Para penasihat dan pembantu-pembantu terdekatnya tidak berusaha menghilangkan rasa kecemasan dan kekhawatirannya, tetapi mereka sebaliknya makin membakar dadanya dan makin menakutu-nakutinya. Continue reading